Saya seorang karyawan rumah sakit Islam di Mojokerto dan sering menjumpai permasalahan khususnya di bulan Ramadlan. Adapun permasalahannya itu sebagai berikut:
1. Bagamana hukumnya orang puasa yang diberi injeksi/suntikan?
2. Bagaimana hukumnya orang yang berpuasa dipasang infus?
3. Bagaimana hukumnya orang puasa yang diberi obat tetes mata/tetes mata atau tetes telinga?
Jawab:
1. Orang yang berpuasa disuntik maka puasanya tidak batal, karena obat yang dimasukkan melalui injeksi adalah ke dalam daging, tidak ke dalam rongga badan.
Dasar pengambilan Kitab Al Mahalli, Hamisy Kitab Al Qalyubi juz 2 halaman 56:
æóáóæú ÇóæúÕóáó ÇáÏøóæóÇÁó áöÌóÑóÇÍóÉò Úóáóì ÇÓøóÇÞö Çöáóì ÏóÇÎöáö ÇáøóáÎúãö Çóæú ÛóÑóÒó Ýöíúåö ÓößøóíúäðÇ æóÕóáóÊú ãõÍøóåõ áóãú íõÝúØöÑú áÃöóäøóåõ áóíúÓó ÈöÌóæúÝò.
Andaikata seseorang menyampaikan obat bagi luka betis sampai luka kedalam daging, atau menancapkan pisau pada betis tersebut sampai ke sumsum, hal tersebut tidak sampai membatalkan puasanya, daging itu bukan rongga badan.
2. Infus yang diberikan kepada pasien itu ada dua macam walaupun caranya sama yaitu: infus untuk memasukan obat dan infus untuk memasukan makanan. Akan tetapi kedua macam infus tersebut dilakukan dengan memasukan jarum infus ke dalam saluran darah.
Masalahnya sekarang, apakah saluran darah itu oleh ilmu kedokteran dianggap rongga seperti usus yang menjadi saluran makanan, oleh karena itu memasukkan jarum injeksi ke dalam urat nadi tersebut oleh ilmu kedokteran tidak di anggap rongga seperti usus, maka memasukkan jarum injeksi itu tidak dimasukkan melalui jarum infus tersebut adalah bahan makanan.
Sebab orang yang di infus dengan bahan makanan yang kadang-kadang beberapa tube, dia akan sanggup hidup meskipun berbulan-bulan walaupun tanpa makanan dan minuman lewat mulutnya. Maka ditinjau dari kandungan hikmah disyariatkan puasa, memasukkan bahan makanan melalui jarum infus dapat membatalkan puasa.
Dasar pengambilan Kitab Al Mahalli, Hamisy Kitab Al Qalyubi juz 2 halaman 56:
æóáóæú ØóÚóäó äóÝúÓóåõ Çóæú ØóÚóäóåõ ÛóíúÑõåõ ÈöÇöÐú äåö ÝóæóÕóáó ÇáÓøößöíúäõ ÌóæúÝóåõ ÃóÝúØóÑó.
Dan andaikata seseorang menikam dirinya sendiri atau orang lain menikam dirinya dengan izinnya, kemudian pisaunya sampai pada rongga, maka itu semua membatalkan puasanya.
3. Memasukan obat tetes ke dalam telinga hukumnya membatalkan puasa. Sedangkan memasukkan obat tetes mata tidak membatalkan puasa.
Dasar pengambilannya dari Kitab Al Fiqhul Manhaji ala Madzahibil Imam Asy Syafi'i halaman 84:
ÝóÇ ÞóØúÑóÉõ ãöäó ÇáÃõÐõäö ãõÝúØöÑóÉñ, áÃóäøóåóÇ ãóäúÝóÏñ ãóÝúÊõæúÍñ. æóÇáúÞóØúÑóÉõ Ýö ÇáúÚóíúäö ÛóíúÑõ ãõÝúØöÑóÉò áÃöóäøóåõ ãóäúÝóÏñ ÛóíúÑõ ãóÝúÊõæúÍò.
Maka tetesan ke dalam lubang dari telinga adalah membatalkan puasa, sebab telinga itu adalah lubang yang terbuka. Dan tetesan kedalam mata itu tidak membatalkan puasa, sebab mata itu lubang yang tidak terbuka.