Dalam suatu buku di katakan bahwa Ibnu Taimiyah adalah seorang pemoderenisasi agama apakah benar demikian? Dan juga mereka menurut kami beliau sangat berjasa terhadap perkembangan Islam. Dan pantaskah pendapat-pendapat beliau mayoritas umat Islam? Dan tolong dalilnya baik dari Al-Quran, Hadist, Ijma’ ataupun Qiyas?
Jawab:
Sebelum kami menjawab pertanyaan anda mengenai Ibnu Taimiyah, akan lebih baik jika kami ketengahkan sedikit tentang siapa sebenarnya Ibnu Taimiyah dan bagaimana pemahamannya. Nama lengkap beliau adalah Ahmad Taqiyudin, Abu Abbas ibn Syihabudin Abdul Mahasin Abdul Halim ibn syaikh Majdudin Abil barakat Abdus Salam ibn Abi Muhammad ibn Abi qasim Al khadar, ibn Muhammad bin Al khadar ibn Ali bin Abdillah.
Beliau Dilahirkan di desa Heren, desa kecil di Palestina dari suku Kurdi, dan beliau wafat pada tahun 724 H. Dia hidup sezaman dengan Imam Nawawi, seorang ulama’ fiqh terbesar dalam madzhab Syafi'i.
Pada mulanya Ibnu Taimiyah adalah seorang ulama’ pengikut madzhab Hanbali dan banyak pengetahuanya tentang fiqih dan ilmu ushuluddin. Namun amat disayangkan sekali beliau terpengaruh oleh faham Mujassimah/Musabbihah (materialisme) yang menyerupakan tuhan dengan makhluk dan juga banyak mengeluarkan fatwa yang jauh berbeda denagan fatwa-fatwa yang ada dalam mazdhab Hanbali sendiri dan juga dari madzhab-madzhab Hanafi, Maliki dan Syafii.
Yang menjadi dasar pendiriannya ialah “mengartikan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits Nabi saw. yang bertalian dengan sifat-sifat Tuhan menurut arti lafalnya yang lahir (nampak), yakni secara harfiah saja.
Oleh karena itu menurut Ibnu Taimiyah, Tuhan itu mempunyai muka, mata, tangan, rusuk, duduk dengan bersila, datang dan juga pergi. Tuhan adalah cahaya langit dan bumi, karena katanya, hal itu semua tersebut dalam Al-Quran.
Ibnu Taimiyah juga mengatakan bahwa berdasarkan hadits-hadits yang shahih, boleh di tunjuk dengan jari, mempunyai tumit kaki, mempunyai tangan kanan, mempunyai nafas, Tuhan itu berada di atas langit, turun naik dan Tuhan itu adalah 'masa'.
Dengan sombong Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ia akan memperbaharui pengajian dari ulama yang terdahulu dan akan mengembalikan mereka kepada Alquran dan Al-Hadits katanya. Ia akan memerangi khufarat dan bid’ah karena menyerupakan Tuhan dengan makhluk.
Ibnu Taimiyah memaklumkan perlawanan kepada kaum muslimin yang bertaqlid dalam furu’ syariat kepada mazhab empat dan memerintahkan umat Islam untuk berijtihad sendiri. Dia lupa bahwa bapaknya dan dia sendiri pada mulanya adalah menganut mazdhab Hanbali. Dia telah melarang orang bertaqlid kepada empat madzhab yang telah diterima oleh dunia Islam, sementara dia sendiri justru mengajak orang bertaqlid kepadanya, atau sekurang-kurangnya kepada gurunya yang belum tentu alim dalam bidang agama.
Karena fatwa-fatwanya yang bertentangan dengan ajaran Rasululah saw. dan para sahabat nabi terkemuka, maka Ibnu Taimiyah harus keluar masuk dalam penjara dan akhirnya mati dalam penjara.
Di antara ajaran Ibnu Taimiyah yang bertentangan dengan aqidah ahlus sunnah wal jamaah adalah:
1. Tuhan duduk di atas ‘Arasy serupa dengan duduknya Ibnu Taimiyah.
2. Tuhan turun dari langit pada waktu separo terakhir dari malam, serupa dengan turunnya Ibnu Taimiyah dari mimbarnya.
3. Perjalanan ziarah ke makam Nabi Muhammad saw. di madinah adalah perjalanan maksiat.
4. Doa bertawasul adalah syirik.
5. Thariqat-thariqat sufiyah adalah bid’ah dan haram.
6. Bersumpah dengan talak, tidak membuat talak jatuh, tetapi suami diwajibkan membayar sumpah
7. Menjatuhkan talak kepada istri yang sedang haid, maka talaknya tidak jatuh.
8. Menjatuhkan talak kepada istri pada waktu suci tetapi sudah disetubuhi itu tidak jatuh talaknya.
9. Shalat yang ditinggalkan dengan sengaja itu tidak usah di-qadla’.
10. Menjatuhkan talak tiga sekaligus hanya jatuh satu.
11. Orang yang junub boleh melakukan salat sunnat malam tanpa harus mandi lebih dahulu.
12. Orang yang mengingkari ijma’ tidak kafir dan tidak fasik.
13. Tuhan itu adalah tempat bagi sifat-sifatnya yang baru (menurut Ibnu Taimiyah, sifat-sifat Tuhan tidak qadim [kekal]).
14. Dzat Allah itu tersusun yang satu berkehendak kepada yang lain (tidak tunggal).
15. Alquran itu baru, bukan qadim.
16. Alam itu qadim.
17. Tuhan Allah itu bertubuh, ber-'jihat' (berarah) dan berpindah-pindah.
18. Neraka itu akan lenyap dan tidak kekal.
19. Tuhan Allah itu sama besarnya dengan ‘Arasy.
20. Nabi-nabi itu tidak ma'shum (dapat berbuat dosa).
21. Dan lain-lainya lagi sebagaimana disebutkan dalam Kitab "Daf’u Syubuhat man Syabbaha Wa Tamarrada" karangan Al Imam Alkabir Alhujjah "Taqiyyudin Abi Bakrin Al Hishni ad Dimasyqi" (beliau meninggal dunia pada tahun 829 H.), Halaman 33- 48.
Bahkan pada halaman 45 dari kitab tersebut, para ulama dari madzhab empat yang sezaman dengan Ibnu Taimiyah telah memberikan fatwa bahwa Ibnu Taimiyah telah menjadi kafir sebab pendapatnya telah menyeleweng dari bidang aqidah, fiqh dan tashawwuf.
Dengan uraian kami di atas maka jawaban kami terhadap pertanyaan saudara adalah:
1. Ibnu Taimiyah itu bukanlah seorang modernis dalam agama Islam melainkan perusak ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah (Sunni).
2. Pandangan Anda tentang Ibnu Taimiyah bahwa dia berjasa dalam perkembangan Islam di dunia sama sekali tidak dapat dibenarkan oleh sejarah.
(Sumber: Bahsul Masail tahun 1997, perubahan redaksi oleh Zona Studi)