|
Utsaimin |
Pengikut syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab sangat suka mengatakan "Mengikuti Sunnah atau perkataan Nabi Saw!", tapi faktanya mereka bertaklid kepada perkataan syaikh Utsaimin.
Mari kita buktikan :
1). Saudara2ku itu menyatakan SEMUA BID'AH SESAT adalah perkataan Nabi Saw.
Ini adalah pernyataan yang salah besar, karena :
i]. Tidak ada sebuah pun kitab2 hadits seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim atau Shahih Sunan Ibnu Majah dan Sunan Tirmidzi yang menyebutkan Nabi Saw mengatakan semua bid'ah sesat.
Yang dikatakan Nabi Saw adalah KULLU BID'ATIN DHALAALAH, yang terjemahannya adalah
SETIAP BID'AH SESAT.
ii). Yang mengatakan semua bid'ah sesat adalah
syaikh Utsaimin bukan Nabi Saw.
Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Perhatikanlah apa yg dikatakan syaikh Utsaimin berikut ini !
Menurut syaikh Utsaimin hadits "KULLU BID'ATIN DHALAALAH" bersifat general, umum, menyeluruh, tidak boleh ada pengecualian, diperkuat dengan kata yang menunjukkan arti semua dan umum, yaitu kata "KULLUN" yg mengandung arti "SELURUH ATAU SEMUA". Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini, kita dibenarkan membagi bid'ah menjadi tiga bagian, atau menjadi lima bagian? Selamanya hal ini tidak akan pernah dibenarkan."
(Kitab al-Ibda' fi Kamal al-Syar'i wa Khathar al-Ibtida', hal. 13).
Jadi pernyataan saudara2ku pengikut syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, semua bid'ah sesat berasal dari Nabi Saw adalah kesalahan besar, karena yg mengatakan semua bid'ah sesat adalah syaikh Utsaimin yg menafsirkan perkataan Nabi Saw KULLU BID'ATIN DHALAALAH secara keliru!
2). Perkataan pengikut Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab SEMUA BID'AH SESAT adalah KELIRU.
Karena selain Nabi Saw tidak pernah mengatakan semua bid'ah sesat. Buktinya, sahabat yang mulia, Umar bin Khaththab juga tidak pernah menyatakan semua bid'ah sesat.
Sahabat yg mulia, Umar bin Khaththab bahkan mengatakan ada bid'ah yang baik.
Imam Malik dalam kitabnya Al-Muwaththa meriwayatkan tentang shalat tarawih berjamaah yang diperintahkan oleh Umar bin Khaththab kepada kaum Muslimin dan disebut oleh sang Khalifah sebagai NI'MATIL BID'ATU HADZIHI (ini adalah bid'ah yg baik).
Oleh sebab itu perkataan saudara2ku pengikut syaikh Muhammad bin semua bid'ah sesat adalah sangat keliru karena :
i]. Khalifah Umar bin Khaththab yg diperintahkan Nabi Saw untuk ditaati sunnah atau perkataannya telah mengatakan ada bid'ah yang baik.
Nabi Saw bersabda:
"FA'ALAIKUM BI-SUNNATII WA SUNNATIL KHULAFAA-IR RAASYIDIIN AL MAHDIYYIN" (Al-Hadits).
ii]. Perkataan Umar bin Khaththab yg menyatakan ada bid'ah yang baik dijamin Nabi Saw kebenarannya.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Nabi Saw telah ber-sabda, yang artinya:
"SESUNGGUHNYA ALLAH MENEMPATKAN KEBENARAN PADA LISAN DAN HATI UMAR."
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al- Bazzar dari Abu Hurairah, dan hadits serupa juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Dzar.
3). Saudara2ku pengikut syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan bid'ah yang baik sebagaimana dikatakan Umar bin Khaththab itu hanyalah bid'ah secara bahasa atau lughowiyah, bukan bid'ah secara syar'iyah.
Saudara2ku, mengapa saudara2ku mencari-cari alasan untuk tidak mengikuti perkataan Nabi Saw !
Alasan apapun yg saudara2ku ada-adakan tidak akan dapat merobah kekeliruan syaikh Utsaimin yg mengatakan semua bid'ah sesat.
menjadi kebenaran karena :
i]. Tidak ada sebuah pun hadits Nabi Saw yg menyebutkan adanya pembagian bid'ah secara lughowiyah dan bid'ah secara syar'iyah ?
ii]. Tidak ada pula atsar Sahabat yg menyebut kedua macam bid'ah tersebut.
iiii]. Dan tidak pula ada dikalangan Tabi'in dan tabi'ittabi'in yang menyebut-nyebut pembagian bid'ah secara lughowiyah dan secara syar'iyah.
iv]. Pembagian bid'ah menjadi bid'ah secara lughowiyah dan bid'ah secara syar'iyah baru dikenal diabad ke 7-8 Hijriyah atau kurang lebih 700 tahun setelah wafatnya Umar bin Khaththab dan para Sahabat.
Karena itu, perbuatan bid'ah yg dilakukan oleh Umar bin Khaththab dan para Salafusshalih tidak dilandasi oleh adanya kaedah bid'ah secara bahasa atau bid'ah lughowiyah.
Tetapi semata-mata karena pemahaman yang diajarkan Nabi Saw kepada para Sahabat bahwa ada bid'ah yang baik sebagaimana diyakini dan diucapkan Umar bin Khaththab yg dijamin Nabi Saw kebenarannya.
Itu pula yg dijadikan landasan oleh generasi Tabi'in dan Tabi'ittabi'in di dalam merintis perkara2 baru dalam Agama seperti pengumpulan hadits2 Nabi Saw dan membukukannya, penulisan dan pembukuan ilmu fiqh dan sebagainya.
v]. Pembagian bid'ah lughowiyah dan bid'ah syar'iyah menunjukkan bahwa tidak semua bid'ah dalam perkara Agama adalah sesat sebagaimana diyakini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab !
Istilah bid'ah lughowiyah dan bid'ah sya'iyah dipopulerkan oleh Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab yg hidup diabad ke 8 Hijriyah.
Perhatikanlah perkataan kedua ulama tersebut !
Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan :
"Bid’ah ada dua macam, bid’ah menurut syari’at seperti sabda Nabi shallalla-hu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya setiap yang meng ada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”.
Dan bid’ah lughowiyah (bahasa) seperti perkata’an Umar bin Khatab ketika mengumpulkan manusia untuk sholat tarawih: “Inilah sebaik-baiknya bid’ah”.”
[Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’anil ‘Azhiem 1/223. Cet.: Maktabah taufiqiyah, Tahqiq Hani Al Haaj].
Ibnu Rajab ra. berkata: "Jadi ucapan Umar, 'Sebaik-baik bid’ah adalah ini'. Adalah bid’ah secara lughowi (etimologis)”. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2:128).
Ibnu Rajab juga mengomentari pendapat Imam Syafi'i dengan menyatakan :
“Yang dimaksudkan oleh Imam Syafi’i ra. seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya bahwa bid’ah madzmumah (yang tercela) adalah segala amalan yang tidak ada asalnya dalam syari’at yang mendukungnya.
Inilah bid’ah yang dimutlakkan dalam syari’at.
Sedangkan bid’ah yang terpuji (bid’ah hasanah, pen) adalah bid’ah yang bersesuaian dengan sunnah (ajaran Rasul), yaitu yang memiliki asal dari Rasul SAW sebagai pendukungnya.
Namun yang dimaksudkan dengan bid’ah hasanah di sini adalah bid’ah secara bahasa dan bukan bid’ah menurut istilah syar’i karena bid’ah kedua ini bersesuaian dengan ajaran Rasul SAW. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, jilid 2: 131).
Pernyataan kedua ulama diatas menjelaskan bahwa bid'ah dalam perkara Agama terbagi 2 yaitu :
1). Bid'ah secara bahasa atau bid'ah lughowiyah yang dikatakan Umar bin Khaththab sebagai SEBAIK-BAIK BID'AH ADALAH INI dan disebut Imam Syafi'i sebagai bid'ah yg terpuji adalah BID'AH YANG BERSESUAIAN DENGAN SUNNAH (AJARAN RASUL), YAITU MEMILIKI ASAL DARI RASULULLAH sAW SEBAGAI PENDUKUNG.
2). Bid'ah menurut syariat atau bid'ah syar'iyah yang disebut Imam Syafi'i sebagai bid'ah yg tercela ADALAH AMALAN ATAU BID'AH YANG TIDAK ADA ASALNYA DALAM SYARIAT YANG MENDUKUNGNYA.
Inilah bid'ah yg dimutlakkan dalam syariat dan disebut sebagai bid'ah dhalaalah.
Pemahaman kedua ulama ini sesungguhnya dilandaskan kepada hadits Nabi Saw yg diriwayatkan oleh Imam Muslim:
"MAN AHDATSA FII-AMRINAA HAADZAA MAA LAISA MINHU FA HUWA RADDUN", yg artinya:
Barangsiapa mengada-adakan sesuatu dalam urusan (Agama) kami yg tidak ada dasarnya, akan tertolak.
Yang sangat menarik, kedua macam bid'ah yg dimaksud (lughowiyah maupun syar'iyah) menyangkut perkara Agama. Perbedaannya terletak pada ada atau tidak adanya asal dalam syariat yg mendukungnya.
Dengan demikian menurut Ibnu Katsir dan Ibnu Rajab:
TIDAK SEMUA BID'AH DALAM AGAMA DIMUTLAKKAN MENURUT SYARIAT.
KARENA ADA BID'AH DALAM AGAMA YG TIDAK DIMUTLAKKAN MENURUT SYARIAT, YANG DISEBUT SEBAGAI BID'AH SECARA LUGHOWI
Sedangkan Bid'ah yg dimutlakkah menurut syariat, itulah yg disebut sebagai BID"AH DHALAALAH.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua ulama ini tidak menafsirkan SEMUA BID'AH DALAM PERKARA AGAMA ADALAH SESAT sebagaimana diyakini dan difatwakan syaikh Utsaimin.
Kedua ulama ini hanya memberi istilah lain (bid'ah lughowiyah) untuk bid'ah yg disebut Imam Syafi'i sebagai bid'ah yg baik yg disandarkan kepada perkataan Khalifah Umar bin Khaththab ("sebaik-baik bid'ah adalah ini").
R I N G K A S A N
Kalau Umar bin Khaththab mengatakan ada bid'ah yg baik, dan diterima oleh ulama Salaf, mengapa saudara2ku pengikut syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menolaknya dan bersikukuh mengikuti perkataan syaikh Utsaimin yg menyatakan semua bid'ah sesat ?
Bukankah dengan demikian saudara2ku menolak perkataan Nabi Saw yg memerintahkan kaum muslimin untuk mentaati perkataan Umar bin Khaththab sebagai Khulafaurrasidin ?
Sadarkah saudara2ku bahwa dengan meyakini semua bid'ah sesat sebagaimana difatwakan syaikh Utsaimin, maka saudara2ku tanpa sadar telah menghukumi syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para ulama Saudi sebagai Ahlul bid'ah yg sesat ?!
Karena itu berhijrahlah !
Ikuti perkataan Nabi Saw dengan meyakini ada bid'ah yg baik sebagaimana dikatakan Umar bin Khaththab!
Dan tinggalkan Perkataan Syaikh Utsaimin Yang Keliru Dan Salah Itu !
Semoga Allah Swt memberi hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua, aamiin.