فَحَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا اْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ اْلمُبَارَكَةِ
Limpahan puji kehadirat ALLAAH subhanahu wata’ala Yang Maha Bercahaya menerangi jiwa untuk mengenali Penciptanya. Cahaya ALLAAH subhanahu wata’ala berpijar menerangi sanubari sehingga muncul ketenangan dan kedamaian di dalamnya, yang dengan itu sirnalah dari dalam hatinya keinginan-keinginan untuk berbuat hina dan tergantikan dengan cahaya keinginan untuk berbuat mulia. Itulah cahaya ALLAAH subhanahu wata’ala, betapa agungnya ketika cahaya itu muncul dalam sanubari manusia, sungguh sebutir kerinduan kita kepada ALLAAH subhanahu wata’ala sangatlah agung dan berharga, dan tiada hal yang lebih agung dan mulia kecuali kerinduan seorang hamba kepada Tuhannya Yang Maha Penyayang,
Saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, serta anak-anakku para pencinta Nabi Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam, banyak pertanyaan yang datang kepada kami terkait dimana posisi Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam dalam Aksi Ummat Islam dalam membela Al-Qur’an, dan bagaimana para jamaah Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam harus bersikap terhadapnya,
Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam adalah Majelis Dzikir, ia juga adalah Majelis Ilmu dan Adab, dan ia adalah majelis yang beraqidahkan Asy’ariyyah dan ber-thariqah Tasawwuf yang juga menjadi kepanjangan tangan dari Manhaj Dakwah Guru Mulia kami Habibana Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh dari Tarim Hadhramaut, yang selalu mengedepankan kelembutan, kesantunan, kasih-sayang serta rahmat bagi seluruh alam semesta ini,
Sebagai majelis Dzikir dan Doa, maka Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam menjauhi berbagai hal yang bersifat kekerasan ataupun pemaksaan, dan ia akan terus konsisten mendukung kelembutan dan kesantunan, baik dalam berkata, berucap maupun bertindak, dan Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam tidak pernah berprasangka-buruk dan senantiasa mendoakan kepada seluruh saudaranya sesama muslim serta berbagai majelis-majelis serta kelompok-kelompok Islam lainnya, semoga perjuangan mereka semua serta ummat ini diberi taufiq oleh ALLAAH subhanahu wata’ala,
Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam juga menjauhi pertentangan dengan penguasa ummat Islam, dan akan selalu mendoakan kepada seluruh pemegang kekuasaan di negeri ini agar senantiasa diberikan taufiq dan hidayah oleh ALLAAH subhanahu wata’ala dalam tugas-tugas mereka melayani, memimpin dan berkhidmah kepada ummat Islam, serta juga kepada seluruh bangsa dan negara Indonesia kita tercinta,
Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam juga setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD-1945, serta menghormati Bhinneka Tunggal Ika, sehingga oleh sebab itu Majelis ini tidak akan melakukan sesuatu yang akan memecah-belah bangsa ini, karena Negara Indonesia adalah hasil perjuangan para ulama serta pahlawan, yang notabene mereka merupakan panutan dan pemimpin ummat, sehingga kita semua harus mensyukuri perjuangan mereka, yaitu dengan selalu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,
Kemudian daripada itu, terkait kasus Penistaan terhadap Agama, maka sikap Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam adalah bahwa Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam mengutuk segala jenis pelecehan kepada agama yang dilakukan oleh siapapun dan atas nama apapun, dan meminta kepada aparat untuk menindak tegas sesuai hukum yang berlaku kepada pelakunya, disamping itu Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam juga mendoakan agar orang yang bersangkutan diberi hidayah oleh ALLAAH subhanahu wata’ala agar masuk ke dalam pangkuan Islam agama kasih-sayang dan perdamaian,
Dan kepada seluruh jamaah Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam yg hadir dalam acara zikir jumat tgl 2 Des 2016 agar menjaga adab Majelis Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa ‘ala ‘alihi wa sallam selama mengikuti kegiatan dzikir yaitu dengan konsisten mengedepankan kelembutan, kesantunan, taqarrub kepada ALLAAH subhanahu wata’ala, menjauhi kemaksiatan sejauh-jauhnya, mencintai saudaranya sesama muslim, mengasihi kepada sesama dan menjauhi perpecahan serta anarki, dan jika terjadi anarki agar semua jamaah segera membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing dan tidak ikut-ikutan,
Adapun bagi jamaah Majelis Rasulullah SAW yg tidak hadir dalam acara zikir pd hari jumat tgl 2 Des 2016 agar mendoakan acara zikir tsb berlangsung dengan lancar dan damai serta bangsa kita dilindungi dan selalu dalam rahmat serta diberkahi Allah SWT,
Hanya kepada ALLAAH subhanahu wata’ala kita berharap, berdoa dan memohon, semoga Allah mempersatukan bangsa ini menjadi bangsa dan negara baldatun thayyibatun wa RABBun ghafur,
Aamiin yaa RABBal ‘alamiin…
Dewan Syuro Majlis RasuluLLAAH SAW
http://www.majelisrasulullah.org/2016/12/216093689/