Kok bisa ya ada kelompok yang dulu benci setengah mati dengan ulama-ulama NU bahkan mengatakan kalo Gus Dur itu buta mata dan buta hati dan Ibu H. Shinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur) merangkak pergi ke gereja serta menghina akidah mereka dengan mengatakan sesat dan munafik.
Mereka juga menista Kyai Said Aqil Siraj, KH. Musthofa Bisri, KH. Maimoen Zubair, KH. Quraisy Shihab dan juga kyai-kyai NU lainya sebagai Syiah, sesat, kafir, munafik, ulama su (penipu) dan sebagainya. NU pun dihina sebagai NU (Nipu Umat), ANUS (Aliran Nusantara) dan JIN (Jamaah Islam Nusantara). Mereka juga pernah merendahkan amaliyah warga NU dengan menyebutnya kaum penyembah kuburan, haramkan tahlilan, mensyirikan tawasul, dan membid'ahkan Maulid dan Haul. Mereka kemudian juga membuat NU Garis Lurus karena menganggap bahwa NU itu sesat.
Tapi kebetulan saat ini ada tokoh NU yang entah kenapa bisa ikut terlibat dalam agenda politik Pak Mangkrak alias Pak Mantan alias Pepo Lebaran Kuda serta bersekutu dengan Geng Senggol Bacok Wahabi. Dan saat beliau (tokoh NU dan tokoh MUI) ini dikritik oleh kubu kuasa hukum Ahok karena dianggap telah berlaku tidak jujur dan memberikan kesaksian palsu (Ahok sendiri kalo ngomong kadang kurang dikontrol juga sih makanya jadi sasaran tembak terus....) mereka rame-rame teriak ayo bela ulama NU. Padahal kita tahu niat mereka sebenarnya hanya ingin mengadu domba setelah jago andalan mereka si Bibib sekarang sedang tiarap dan mati kutu karena terjerat banyak kasus dan dipermalukan sehabis-habisnya karena isu Firza Hots.
Sekarang tiba-tiba mereka ini ingin membela NU, mereka ingin memprovokasi warga NU agar bergerak menuntut dan menghukum orang yang dianggapnya sebagai penista agama. Tapi saya yakin warga NU tidak akan termakan oleh hasutan dan taktik adu domba murahan mereka. Warga NU belum lupa betapa brengseknya mereka ini mempermainkan agama dan merendahkan ulama-ulamanya. Saya sendiri lebih percaya dengan kata-kata Gus Dur yang waskita dan bijaksana itu bahwa “FPI itu organisasi bajingan” dan “MUI sebaiknya dibubarkan saja”.
Anehnya setelah Ketua MUI itu tidak mengakui adanya telpon dari Pak Mangkrak, kini justru Pak Mangkrak sendiri yang mengakui bahwa dia telah menelpon tokoh MUI tadi. Pak Mangkrak tahu bahwa kubu Ahok sudah punya bukti soal percakapan telpon itu jadi percuma jika disangkal. Jurus terakhir yang dilakukan Pak Mangkrak adalah mengemis pingin ketemu Pendekar Kodok Budiman sekaligus berharap agar dirinya selamat dan tidak makin dipermalukan sebagai dalang kekacauan negara hanya demi ambisi melanggengkan dinasti kekuasaan keluarganya. Persis seperti pion-nya si Bibib yang ingin kasusnya diselesaikan secara kekeluargaan setelah dijerat 7 kasus yang mungkin akan membuatnya pensiun selamanya dari dunia persilatan.
Salam Waras