|
buku best seller aidh al-qarni |
Oleh: Aid Al-Qarni
Tentu, hendaknya kita selalu mengingat kematian yang akan datang setiap saat. Terkadang kita lalai dan lupa akan kematian, lupa peristiwa sesudah mati. Karena kita terperosok ke dalam maksiat, nafsu syahwat dan syubhat, akhirnya membuat Allah menjadi marah.
Diriwayatkan dari Maimun bin Mahram, ahli zuhud yang ahli ibadah dan alim, bahwa ia menggali sebuah lubang kubur di dalam rumahnya. Setiap malam ia masuk ke dalam kubur itu sambil menangis dan membaca al-Qur’an. Lalu, ia keluar lagi dan berujar kepada diri sendiri.
”Maimun, sekarang engkau telah kembali ke dunia, kerjakanlah amal shaleh”, bisiknya dalam hati.
Mengingat mati bisa dilakukan dengan berziarah. Seiring dengan berkembangnya peradaban, perkembangan budaya, berbagai macam godaan syahwat, ragam makanan yang lezat, corak pakaian dan barang-barang perabot, maka ziarah kubur jarang-jarang dilakukan. Akibatnya, kamatian pun dilupakan.
Ziarah kubur, mengucapkan salam kepada para penghuninya, mendoakan mereka. Kita bisa merenung bagaimana 'pemusnah kenikmatan' merenggut mereka, memasukkan mereka ke dalam liang yang sempit dan gulita. Kenikmatan yang akhirnya menarik mereka secara paksa dari rumah, gedung dan istana. Dahulu mereka makan, minum, berpesta-pora, terbahak-bahak tanpa beban, berkendara mobil mewah, menduduki jabatan tinggi, merancang dan membangun gedung-gedung pencakar langit, dikawal aparat, dipuja banyak orang, bendera berkibar diatas kepala, tapi akhirnya semua direnggut begitu saja, dan mereka dikuburkan ke dalam lubang-lubang yang sangat sempit dan sepi.
Dalam "Shahih Bukhari", Ibnu Umar ra, berkata:
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menarik pundakku, “Di dunia ini jadilah engkau seperti orang asing atau musafir”. Hanya orang-orang yang segera bertobat yang bersiap-siap menghadapi kematian.
Sa’id Ibnu Musayyib, ketika sekarat berujar, “Alhamdulillah. Selama empat puluh tahun, saya selalu berada di makam Rasulullah shallahu alaihi wa sallam ketika muazin mengumandang azan”, ucapnya. Wallahu’alam.